MENYADARI
statusnya sebagai bangsa non-Yahudi, wanita Siro-Fenesia tidak menuntut
'roti' kepada Yesus, namun cukup sekedar 'remah-remah' saja, sisa
makanan yang terbuang. Ia percaya bahwa Yesus sanggup melakukan mukjizat.
Usahanya
yang gigih, tidak kenal malu dan pantang menyerah, disertai sikapnya
yang rendah hati, menggerakkan hati Yesus untuk memulihkan anaknya.
Beriman
kepada Tuhan bukan berarti bahwa segalanya akan berjalan mulus dan
lancar sesuai keinginan kita. Di saat berba- gai kesulitan menerpa
kehidupan kita, iman harus diwujudkan dalam tindakan nyata.
Butuh perjuangan, kesabaran, kesetiaan dalam menanti jawaban Tuhan.
Tuhan menjangkau seluruh umatNya, Ia tidak membuat perbedaan.
Ia
akan mencurahkan rahmat keselamatan bagi siapa saja yang beriman teguh,
menaruh harapan penuh kepadaNya dan disertai usaha yang tak kenal
lelah.
Mari renungkan, sudahkah kita memiliki iman yang hidup ?..(vha)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar