Rabu, 28 Februari 2018

Meneladani Karya Pelayanan Yesus

PERIKOP pada hari ini mengisahkan kedatangan ibunda dari Yakobus dan Yohanes yang bersujud di hadapan Yesus, memohon agar kelak putra-putranya dapat duduk di sebelah kanan dan kiriNya di dalam kerajaanNya. Menanggapi permohonan tesebut, Yesus menyatakan bahwa Bapa lah yang menentukan siapa saja yang layak untuk memperolehnya.

Melalui perikop ini, kita disadarkan bahwa

· Kita tidak berhak meminta balas jasa kepada Tuhan atas pelayanan yang telah kita lakukan di dalam hidup kita. Kita hanyalah hambaNya yang dipilih dan dipakaiNya sebagai perpanjangan tangan kasihNya.

· Jalan yang dilalui Yesus bukanlah jalan yang lebar dan bebas hambatan, melainkan jalan yang sempit dan penuh rintangan. Sebagai muridNya, kita harus siap meminum ‘cawan penderitaan’, karena tiada kemuliaan tanpa salib

Janganlah terobsesi untuk menduduki tempat yang paling terkemuka dan teristimewa di dalam kerajaanNya. Teladani Yesus yang setia melayani kita bahkan rela menyerahkan nyawaNya demi keselamatan kita. Marilah hidup di dalam kebenaran dan kasihNya, dedikasikan hidup kita untuk melayani Dia dan sesama dengan tulus dan rendah hati, serta tapaki jalan salibNya dengan setia. Semoga kelak Bapa mendapatkan kita layak untuk masuk dan tinggal di dalam rumahNya untuk selamanya..(vha)




Attachments area




Selasa, 27 Februari 2018

Humble, Courage & Wise to correct your Mistakes

RENDAH hatilah untuk melihat kesalahan-kesalahan anda, miliki keberanian untuk mengakuinya, dan bijaksanalah untuk memperbaikinya.

Integritas, Ketulusan dan Kerendahan Hati

KAUM Farisi dan ahli Taurat dikenal sebagai pemuka agama yang sangat memahami hukum Taurat. Namun sayangnya mereka sendiri tidak mengamalkannya di dalam keseharian hidup mereka. Peraturan yang mereka buat hanya membebani orang banyak. Dan kesalehan lahiriah yang mereka tampilkan, ditujukan untuk memperoleh pujian, penghormatan dan perlakuan istimewa dari orang sekitarnya.

Yesus mengecam cara hidup mereka yang penuh dengan kemunafikan dan kita diminta untuk tidak menirunya. Kita dituntut untuk menghidupi dan mewujudkan iman kita ke dalam tindakan nyata, bukan hanya sebatas perkataan saja. Untuk itu kita harus memiliki integritas dan komitmen yang tinggi, agar dapat terus menerus setia dalam menyelaraskan pikiran, perkataan dan tindakan kita dengan kehendakNya.

Sebagaimana Yesus sendiri datang ke dunia untuk melayani dan bukan untuk dilayani, maka sebagai murid-muridNya hendaknya kita mengikuti jejakNya. Sadari bahwa Tuhan tidak menilai seberapa hebat dan sukses pelayanan kita, Ia melihat kemurnian hati kita. Kita dapat mengecoh sesama dengan tindakan kita yang begitu mempesona, tapi kita tidak pernah dapat membohongi Tuhan. Oleh sebab itu, mari renungkan, apakah selama ini kita melayani dengan berlandaskan motivasi yang baik dan benar, yakni melayani dengan tulus, rendah hati dan penuh kasih? Bila belum, mari bertobat dan perbaiki sikap kita..(vha)

Senin, 26 Februari 2018

JUDGING A TREE

NILAILAH sebatang pohon dari buahnya, bukan dari daunnya.

Kemurahan Hati

SETIAP manusia diciptakan secara unik, berbeda satu sama lain, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Namun manusia memiliki kecenderungan untuk menilai dirinya jauh lebih baik, lebih hebat, lebih super daripada yang lainnya. Dengan menjadikan diri sendiri sebagai tolok ukur, maka pandangan kita selalu terarah kepada kekurangan sesama; mendorong kita untuk mudah melontarkan kritikan, celaan, saling menuding dan menghakimi sehingga terjadi perselisihan dan permusuhan.

Yesus mengajak kita untuk menjadi pribadi yang murah hati sebagaimana Bapa senantiasa murah hati kepada kita semua. Kemurahan hati Bapa ditunjukkanNya dengan selalu menerima kita apa adanya, melindungi dan menyertai kita dengan setia; bahkan memberikan pengampunan tanpa batas kepada kita, padahal Ia mengetahui dengan jelas semua keburukan dan dosa yang telah kita lakukan.

Tidaklah mudah untuk bermurah hati, banyak godaan yang merongrong dan hambatan yang menghalangi jalan kita. Tapi sebagai anak-anak Allah, kita harus memiliki kehendak yang kuat untuk menjauhkan diri dari keangkuhan, prasangka buruk, dan belajar untuk tidak membesar-besarkan atau menggosipkan kekurangan sesama.

Marilah dengan rendah hati menerima sesama dengan segala ketidaksempurnaannya karena kita sendiri juga bukan pribadi yang sempurna, jembatani perbedaan yang ada dengan kasih, saling menghargai dan saling mengampuni sehingga terciptalah hidup rukun dan damai..(vha)

Jumat, 23 Februari 2018

NO PEACE WITHOUT FORGIVENESS

Tiada damai tanpa pengampunan

Kehidupan Beragama Yang Benar AHLI

Taurat dan orang Farisi sangat taat beragama, mereka amat rajin berdoa dan ketat dalam melaksanakan hukum Taurat. Namun amat disayangkan, penampilan lahiriah mereka yang memukau dan nampak saleh di muka publik tidak ditunjang dengan sikap batin yang benar. Tidak ada kasih di dalam hati mereka, semua yang mereka perbuat semata-mata hanya untuk meraih keuntungan pribadi.

Lewat sabdaNya pada hari ini, Yesus mengajak kita semua untuk membangun kehidupan beragama yang jauh lebih baik dan benar daripada yang dimiliki para ahli Taurat dan orang Farisi.

Kita dituntut untuk memiliki hati yang penuh dengan kasih dan kebaikan; bebas dari dendam, kebencian, iri hati dan segala hal yang jahat. Dengan demikian, kasih dan kebaikan akan mengalir dari dalam hati kita, mengisi seluruh pikiran, perkataan dan tindakan kita, mendatangkan kedamaian di sepanjang hidup kita.

Mari perbaiki sikap hidup kita, jangan hanya pandai berteori saja, namun hidupi dan wujudkan iman kita kepadaNya di dalam kehidupan sehari-hari. Mohon kekuatan daripadaNya agar kita dimampukan untuk mengatasi dendam dan kebencian dengan pengampunan, serta mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Semoga dengan senantiasa memancarkan damaiNya ke manapun kita melangkah, kelak kita layak untuk masuk ke dalam kerajaan surga..(vha)





Attachments area




Kamis, 22 Februari 2018

Pelayanan butuh Iman

IMAN adalah faktor utama dalam kehidupan pelayanan kepada Tuhan.

Tanpa iman, semuanya mustahil.

Dengan iman, tiada yang mustahil.

Jadi Saksi Kristus

PETRUS adalah seorang nelayan yang sederhana, tidak berpendidikan tinggi, spontan dalam berkata-kata dan berwatak keras. Ia merupakan orang pertama dari antara para rasul yang mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Namun, ia juga pernah tiga kali menyangkal Yesus di muka umum. Imannya yang kokoh, keterbukaannya terhadap kehendak Allah dan semangatnya yang tinggi untuk bangkit dari kelemahannya, menghantarnya menjadi seorang pemimpin Gereja.

Kita adalah manusia yang tidak sempurna, memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Tetapi Tuhan tetap memilih dan memanggil kita untuk menjadi saksiNya lewat profesi kita masing-masing. Jangan jadikan ketidaksempurnaan kita sebagai penghambat untuk melayani Dia dan sesama. Senantiasalah membina relasi yang erat denganNya agar kita semakin mengenal pribadiNya, mengalami kehadiran dan kasihNya. Dengan demikian kita dapat menanggapi panggilanNya dengan penuh iman, percaya bahwa Ia pasti akan membimbing dan menyertai kita dalam melaksanakan tugas perutusanNya.

Mari kita meneruskan tugas para rasul dengan penuh tanggung jawab. Persembahkan diri kita kepadaNya, layani sesama dengan sukarela, sukacita dan penuh kasih..(vha)

Rabu, 21 Februari 2018

Pertobatan butuh Konsistensi

PERTOBATAN adalah sebuah proses dan bukan hanya terjadi pada saat tertentu saja.

Pertobatan membutuhkan konsistens
i.

Yesus Tanda Keselamatan

YESUS mengecam orang Farisi dan ahli Taurat karena mereka menuntut tanda daripadaNya. Kesombongan, kedegilan dan persepsi yang salah mengenai sosok Mesias, menyebabkan mereka tidak mampu melihat Yesus sebagai tanda kehadiran Allah. Mereka menolak Dia dan tidak percaya kepada kabar keselamatan yang diwartakanNya.

Berbeda dengan orang Niniwe; mereka yang dianggap sebagai orang kafir, justru bersedia berbalik haluan dan bertobat setelah mendengar seruan pertobatan dari nabi Yunus.

Yesus jauh lebih besar daripada nabi Yunus, Ia adalah tanda keselamatan bagi kita semua. Melalui sengsara, wafat dan kebangkitanNya, Yesus membebaskan kita dari belenggu dosa dan mengalahkan maut. Dengan demikian kematian tidak memusnahkan kehidupan, melainkan merupakan awal dari sebuah kehidupan baru yang abadi di rumah Bapa.

Sungguh besar kasih Tuhan kepada kita, manusia yang lemah dan rapuh ini. Mari belajar untuk bertumbuh dalam iman, jangan melandaskan hidup kita hanya pada tanda lahiriah semata. Bangunlah sikap tobat dengan meninggalkan cara hidup lama dan berbalik arah menuju kepadaNya untuk meniti jalan keselamatan bersamaNya.(vha)

Selasa, 20 Februari 2018

DOA HARIAN

DOA harian kepada Tuhan seharusnya jangan pernah dilihat sebagai sebuah tugas.

Melainkan harus menjadi kebutuhan dalam hidup kita, sama seperti udara adalah kebutuhan kita untuk bernafas dan hidup.

Doa Bapa Kami DALAM

SabdaNya pada hari ini, Yesus memberi nasihat kepada kita agar berdoa dengan sikap batin yang benar. Dengan rendah hati datang ke hadapan Allah, sapalah Dia dengan penuh hormat dan kasih; gunakan kata-kata yang singkat, padat dan tidak bertele-tele.

Agar kita dapat berdoa dengan benar, Yesus mengajarkan kepada kita sebuah doa yang ringkas, indah dan sempurna, yakni doa Bapa Kami. Kita diperkenankan memanggil Allah dengan sebutan Bapa, sebuah ungkapan yang mencerminkan relasi yang amat dekat dan akrab, yang terjalin antara kita, manusia yang lemah dan hina, dengan Bapa Surgawi.

Sebagai anak-anak Allah, hendaknya kita mempercayakan seluruh hidup kita kepada Bapa, karena Bapa pasti memberikan yang terbaik dan terindah bagi anak-anakNya. Kita juga harus memiliki martabat sebagai anak Allah, yakni hidup saling mengasihi dan saling mengampuni, serta bersedia untuk ikut berperan serta dalam karya penyelamatanNya.

Menyadari bahwa kita adalah insan yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan, kita harus senantiasa mengandalkan Dia dan mohon kekuatan daripadaNya agar dimampukan untuk bertahan melawan semua hal yang bertentangan dengan kehendakNya.

Mari hayati kata demi kata yang terucap, saat kita mendaraskan doa Bapa Kami. Semoga dengan bimbinganNya kita dapat melaksanakannya dengan sungguh-sungguh di dalam kehidupan sehari-hari..(vha)





Attachments area


Senin, 19 Februari 2018

There is no shortcut to Holiness

TIDAK ada jalan pintas menuju kekudusan ; SEMUA harus dijalani di sepanjang kehidupn kita...

Penghakiman Terakhir

MELALUI sabdaNya pada hari ini, Yesus memanggil kita untuk hidup kudus. Kita dituntut untuk melaksanakan hukum kasih di sepanjang hidup kita dan menjauhi segala hal yang berlawanan dengan perintahNya. Kita juga diminta untuk memiliki kepedulian terhadap saudara-saudara kita yang lemah, miskin, papa, hina dan tersingkir; dengan mengulurkan tangan untuk menolong mereka secara tulus.

Sadari bahwa kita bukanlah pemilik kehidupan, kita berada di dunia ini hanya untuk sementara waktu saja. Pada saatNya, kita akan dipanggil pulang untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan kita di hadapanNya. Bagi yang jahat akan menerima kebinasaan kekal, sedangkan bagi yang baik akan hidup abadi bersamaNya.

Mari manfaatkanlah waktu dan kesempatan yang diberikanNya dengan sebaik-baiknya. Benahi sikap hidup kita, setia berpegang kepada sabdaNya dan hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya.(VHA)

Selasa, 13 Februari 2018

A Christian is a keyhole

SEORANG Kristiani adalah sebuah lubang kunci melalu mana orang lain melihat Tuhan


Ragi Farisi dan Ragi Herodes

 MELALUI perikop pada hari ini, Yesus mengingatkan kepada kita semua agar dalam menjalani hidup ini, hendaknya kita:

jangan memiliki mental seperti orang Farisi yang hidup penuh dengan kemunafikan, nampak saleh tapi hatinya penuh dengan kebusukan. Pandai berteori tapi nihil dalam pelaksanaannya. Mudah mengkritik tapi saat ditegur menjadi murka, karena merasa diri paling hebat, paling benar dan paling dihormati
menjauhi sikap seperti Herodes yang sangat ambisius dan haus akan kekuasaan. Berperilaku kejam, tidak segan-segan melakukan intimidasi bahkan tindak kekerasan kepada siapa saja yang menghalangi hasratnya. Segala macam cara dihalalkan demi meraih semua yang diidam-idamkan.

Sadari bahwa Iblis tidak pernah tinggal diam, ia ingin agar kita melanggar hal-hal di atas sehingga jatuh ke dalam dosa. Secara halus, ia merayu dan membujuk kita agar meraih prestasi yang gemilang, baik di dalam hal kerohanian maupun keduniawian. Nampaknya indah, tapi bila tidak diwaspadai, maka kita akan terpedaya dan terperangkap masuk ke dalam rencananya yang jahat. Ia mengarahkan kita sedemikian rupa sehingga pada akhirnya diri kita dikuasai oleh prestasi yang menyebabkan kita menjadi sombong, gila hormat dan mabuk kekuasaan.

Kita adalah mahluk yang rentan dan lemah terhadap godaan iblis. Oleh sebab itu, marilah kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan agar kita dimampukan menjadi pribadi yang tahan uji terhadap bujuk rayu iblis. Dengan demikian kita dapat menjauhkan diri dari ragi Farisi dan ragi Herodes yang merusakkan hidup kita. Semoga dengan kesetiaan dan ketaatan kita kepadaNya di sepanjang hidup kita, kelak kita dianugerahi mahkota kehidupan abadi yang telah dijanjikanNya..(vha)


Senin, 12 Februari 2018

Bersyukur dan Berbagi DALAM

Bacaan pertama diceritakan bahwa saat Yerobeam menjadi raja Israel, hidupnya diliputi oleh rasa khawatir dan cemas kalau-kalau rakyatnya kembali mendukung Rehabeam, raja Yehuda. Demi mencegah rakyatnya pergi ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban di rumah Tuhan, didirikannya patung berhala dan diperintahkannya rakyatnya untuk menyembah ilah-ilah tersebut. Ketakutan akan kehilangan kekuasaan, membuat Yerobeam meninggalkan Tuhan dan melakukan tindakan yang tidak berkenan di hadapanNya.

Berbeda dengan sikap Yerobeam, Injil pada hari ini mengisahkan sikap sejumlah orang yang tergerak untuk rela berbagi sehingga terkumpullah tujuh potong roti dan beberapa potong ikan. Jumlah yang jauh dari mencukupi untuk memberi makan 4000 orang. Namun setelah Yesus mengucap syukur, memecah dan memberikan kepada para murid untuk dibagikan, ternyata setiap orang dapat makan sampai kenyang, dan bahkan masih tersisa sebanyak tujuh bakul. Suatu mukjizat yang luar biasa.

Banyak orang enggan mengulurkan tangan kepada sesama yang membutuhkan pertolongan, karena takut milik mereka menjadi berkurang. Namun lewat dua kisah di atas, hendaknya kita belajar untuk tidak melekat pada hal-hal duniawi, melainkan percaya kepada penyelenggaraanNya. Karena persembahan yang sedikit dan kita nilai tidak berarti, bila diberikan dengan tulus dan penuh kasih, maka Tuhan pasti menggandakannya sehingga menjadi berkat yang berlimpah bagi banyak orang..(VHA)






Mari senantiasa mengucapkan syukur kepada Tuhan atas penyertaan dan kasihNya. Tumbuhkan sikap kepedulian dan kemurahan hati agar kita menjadi saluran berkat bagi orang di sekitar kita. Semoga dengan kesetiaan kita berbagi kasihNya, kelak kita layak untuk masuk dan tinggal bersamaNya di dalam kerajaan surga.

Sabtu, 10 Februari 2018

Blessed is he who has to lead but not to manipulate

DIBERKATILAH orang yang telah belajar untuk mengagumi tapi tidak iri hati, mengikuti tapi tidak meniru, memuji tapi tidak menyanjung, dan memimpin tapi tidak memanipulasi.

Bersyukur dan Berbagi





DALAM bacaan pertama diceritakan bahwa saat Yerobeam menjadi raja Israel, hidupnya diliputi oleh rasa khawatir dan cemas kalau-kalau rakyatnya kembali mendukung Rehabeam, raja Yehuda. Demi mencegah rakyatnya pergi ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban di rumah Tuhan, didirikannya patung berhala dan diperintahkannya rakyatnya untuk menyembah ilah-ilah tersebut. Ketakutan akan kehilangan kekuasaan, membuat Yerobeam meninggalkan Tuhan dan melakukan tindakan yang tidak berkenan di hadapanNya.

Berbeda dengan sikap Yerobeam, Injil pada hari ini mengisahkan sikap sejumlah orang yang tergerak untuk rela berbagi sehingga terkumpullah tujuh potong roti dan beberapa potong ikan. Jumlah yang jauh dari mencukupi untuk memberi makan 4000 orang. Namun setelah Yesus mengucap syukur, memecah dan memberikan kepada para murid untuk dibagikan, ternyata setiap orang dapat makan sampai kenyang, dan bahkan masih tersisa sebanyak tujuh bakul. Suatu mukjizat yang luar biasa.

Banyak orang enggan mengulurkan tangan kepada sesama yang membutuhkan pertolongan, karena takut milik mereka menjadi berkurang. Namun lewat dua kisah di atas, hendaknya kita belajar untuk tidak melekat pada hal-hal duniawi, melainkan percaya kepada penyelenggaraanNya. Karena persembahan yang sedikit dan kita nilai tidak berarti, bila diberikan dengan tulus dan penuh kasih, maka Tuhan pasti menggandakannya sehingga menjadi berkat yang berlimpah bagi banyak orang.

Mari senantiasa mengucapkan syukur kepada Tuhan atas penyertaan dan kasihNya. Tumbuhkan sikap kepedulian dan kemurahan hati agar kita menjadi saluran berkat bagi orang di sekitar kita. Semoga dengan kesetiaan kita berbagi kasihNya, kelak kita layak untuk masuk dan tinggal bersamaNya di dalam kerajaan surga..(VHA)

Jumat, 09 Februari 2018

Listen in SILENCE the VOICE OF GOD

DENGARKLAH dalam keheningan; karena jika hati mu dipenuhi oleh hal-hal lain, anda tidak dapat mendengar suara Tuhan.

Tapi saat anda telah  mendengar suara Tuhan dalam keheningan hatimu maka hati mu dipenuhi dengan Roh Tuhan
.

Terbebas dari Tuli dan Bisu Rohani SEORANG






Yang tuli dan gagap diajak Yesus untuk memisahkan diri dari orang banyak. Kemudian dengan sentuhan dan kuasa sabdaNya, Yesus menyembuhkannya sehingga ia dapat mendengar dan berbicara dengan baik.

Lewat kisah pada hari ini, Yesus mengundang kita untuk selalu menyediakan waktu pribadi denganNya, di tengah kesibukan kita dalam bekerja dan berkarya, agar kita tidak kehilangan arah dan tujuan hidup kita. Di dalam keheningan, kita akan merasakan kehadiranNya dan mendengar suaraNya. Kesetiaan kita dalam menjalin relasi yang akrab denganNya, akan mengasah kepekaan kita sehingga kita dimampukan untuk mengenali suaraNya dan memahami pesanNya yang disampaikanNya lewat berbagai macam cara. Mungkin melalui bacaan Kitab Suci, peristiwa yang kita alami atau juga lewat orang di sekitar kita.

Jalinan relasi yang erat denganNya juga memampukan kita untuk dapat melihat dan merasakan penyertaanNya di sepanjang hidup kita. Pengalaman dikasihi olehNya akan mendorong kita untuk melambungkan syukur dan terima kasih kepadaNya dan menggerakkan kita untuk membagikannya kepada banyak orang sehingga mereka pun mendapat peneguhan.

Mari senantiasa dekat denganNya dan bersandar kepadaNya agar kita dibebaskan dari ketulian dan kebisuan rohani. Tanggapi panggilanNya dengan menjadi saksiNya untuk mewartakan kebaikan dan kasihNya ke tengah dunia..(vha)




Kamis, 08 Februari 2018

RESEP KESUKSESAN

Semangkuk kerajinan dan ketekunan, secangkir iman dan sejumput inspirasi dicampur dengan sesendok kepuasan adalah resep kesuksesan yang lezat. Masaklah resep anda dengan baik.

Iman Sejati

SEORANG perempuan Siro-Fenesia datang kepada Yesus, memohon agar anaknya yang kerasukan roh jahat dipulihkan. Tak dihiraukannya perkataan Yesus yang ‘pedas’, ia hanya meminta diberikan sekedar ‘remah-remah’ yang layak untuknya. Kegigihan, kerendahan hati dan imannya yang teguh, membuahkan hasil. Dengan sabdaNya, Yesus membebaskan anaknya dari kekuasaan roh jahat.

Kisah Injil pada hari ini, mengundang kita untuk memiliki iman sejati, yang tidak luntur terhadap berbagai ujian kehidupan. Kendati kekecewaan, kegagalan, permasalahan, penderitaan dan sakit penyakit silih berganti menyelimuti kehidupan kita, hendaknya kita tetap berdiri tegak dan percaya kepadaNya. Bahkan juga di saat kita merasa seolah-olah Yesus diam membisu, dan tidak menanggapi permohonan kita; janganlah putus asa, teruslah berharap kepadaNya. Datang ke hadapanNya dengan kerendahan hati dan penuh kerinduan serta tak henti-henti berseru kepadaNya. Sambil menantikan jawabanNya dengan sabar, senantiasalah menumbuhkan cara berpikir positif, terus berupaya dan berjuang semaksimal mungkin untuk mencari jalan keluarnya.

Sadari bahwa kuasaNya tak terbatas, tiada yang mustahil bagiNya. Ia pasti akan memimpin dan mengarahkan kita menuju kepada penggenapan rencanaNya yang terindah dan terbaik bagi kita masing-masing, seturut waktuNya.(VHA)




Attachments area

Rabu, 07 Februari 2018

RIGHT WORDS vs RIGHT HEART

JANGAN khawatirkan tentang mengucapkan kata-kata yang tepat, lebih khawatirkan tentang memiliki hati yang benar. Bukan kefasihan yang Tuhan cari, melainkan kejujuran.

Menjaga Kemurnian Hati PADA

Perikop hari ini, kembali Yesus menekankan bahwa makanan tidak membuat orang menjadi najis, karena makanan masuk ke dalam perut bukan ke dalam hati. Hati yang kotor dan tercemarlah yang merupakan sumber dari semua pikiran dan perkataan negatif serta niat yang jahat, yang membuat hidup kita menjadi tidak berkenan di hadapanNya.

Agar Tuhan dapat bersemayam dan bertahta di dalam hati kita, Ia menghendaki agar kita selalu menjaga kebersihan dan kemurnian hati.

Untuk itu marilah kita:

selalu membina relasi yang akrab denganNya

menyirami hati dengan SabdaNya yang akan menerangi langkah hidup kita
secara rutin menerima santapan rohani sebagai bekal yang menguatkan kita dalam meniti peziarahan hidup ini

senantiasa bersyukur kepadaNya agar dapat menjalani hidup dengan penuh sukacita
sering melakukan evaluasi diri, mengakui dosa dan memohon pengampunanNya

Semoga dengan selalu bersatu denganNya dan mengandalkan Dia, kita dimampukan untuk melakukan hal-hal tersebut di atas dengan setia dan penuh komitmen, sehingga kita dapat hidup kudus seturut kehendakNya..(vha)








Selasa, 06 Februari 2018

INTEGRITAS

INTEGRITAS memberikan anda kebebasan sejati sebab anda tidak perlu takut karena anda tidak menyembunyikan apapun

Utamakan Perintah Allah

ORANG Farisi dan ahli Taurat begitu teguh memegang adat istiadat, sehingga hukum Tuhan pun sering dikalahkan. Mereka sangat mementingkan hal-hal seremonial seperti kebersihan tangan, tubuh dan perkakas yang digunakan. Namun, hal yang terutama, kemurnian hati, justru mereka abaikan.

Yesus mengecam sikap mereka dan menegurnya. Yang membuat seseorang menjadi najis bukanlah karena makanan yang disantapnya, melainkan karena hal-hal jahat yang keluar dari hatinya. Ia melihat dan menilai kedalaman hati seseorang bukan apa yang nampak di permukaan. BagiNya, penampilan lahiriah yang menawan dan nampak suci adalah sia-sia belaka, bila tidak didukung dengan sikap hati yang selaras.

Mari tempatkan Tuhan sebagai yang terutama didalam hidup kita. Mohon bimbinganNya agar kita dimampukan untuk memiliki integritas dan komitmen dalam menjalankan perintahNya di dalam kehidupan kita sehari-hari, yakni untuk hidup saling mengasihi..(vha)




Senin, 05 Februari 2018

KITAB SUCI for Wound and Sore

DI dalam Kitab Suci ada balsam untuk setiap luka, dan salep untuk setiap nyeri

Yesus, Penyembuh Agung

KETIKA Yesus mendarat di Genesaret, banyak orang datang mencari Dia. Hanya dengan menjamah jumbai bajuNya saja, penyembuhan pun terjadi. KuasaNya memulihkan siapa saja yang percaya kepadaNya.

Kehidupan di dunia tidak selalu indah. Seluruh rencana yang telah kita susun bertahun-tahun lamanya, dalam sekejap mata hancur berantakan. Sebagai orang beriman, hendaknya kita pantang menyerah, dan jangan menyalahkan Dia atas apa yang terjadi. Belajarlah untuk mengedepankan iman, bukan logika. Karena dengan berlandaskan iman yang teguh kepadaNya, kita akan terus memiliki harapan yang memompa semangat kita untuk terus melanjutkan perjalanan hidup ini.

Sadari bahwa kita adalah manusia yang lemah dan rapuh. Kita membutuhkan sandaran yang kokoh agar kita mampu untuk tetap berdiri tegak di tengah amukan badai. Oleh sebab itu, datang dan mendekat kepadaNya. Dengan penuh kerinduan dan kerendahan hati, berseru dan memohon kepadaNya. Ia sanggup memulihkan kita pada waktuNya.

Mari serahkan hidup kita kepadaNya, Ia pasti bertindak, tak akan dibiarkanNya kita jatuh tergeletak. Memang rencanaNya merupakan misteri bagi kita, tapi percayalah bahwa rencanaNya selalu mendatangkan kebaikan dan keselamatan bagi kita semua.(vha)