Bacaan pertama diceritakan bahwa saat Yerobeam menjadi raja Israel, hidupnya diliputi oleh rasa khawatir dan cemas kalau-kalau rakyatnya kembali mendukung Rehabeam, raja Yehuda. Demi mencegah rakyatnya pergi ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban di rumah Tuhan, didirikannya patung berhala dan diperintahkannya rakyatnya untuk menyembah ilah-ilah tersebut. Ketakutan akan kehilangan kekuasaan, membuat Yerobeam meninggalkan Tuhan dan melakukan tindakan yang tidak berkenan di hadapanNya.
Berbeda dengan sikap Yerobeam, Injil pada hari ini mengisahkan sikap sejumlah orang yang tergerak untuk rela berbagi sehingga terkumpullah tujuh potong roti dan beberapa potong ikan. Jumlah yang jauh dari mencukupi untuk memberi makan 4000 orang. Namun setelah Yesus mengucap syukur, memecah dan memberikan kepada para murid untuk dibagikan, ternyata setiap orang dapat makan sampai kenyang, dan bahkan masih tersisa sebanyak tujuh bakul. Suatu mukjizat yang luar biasa.
Banyak orang enggan mengulurkan tangan kepada sesama yang membutuhkan pertolongan, karena takut milik mereka menjadi berkurang. Namun lewat dua kisah di atas, hendaknya kita belajar untuk tidak melekat pada hal-hal duniawi, melainkan percaya kepada penyelenggaraanNya. Karena persembahan yang sedikit dan kita nilai tidak berarti, bila diberikan dengan tulus dan penuh kasih, maka Tuhan pasti menggandakannya sehingga menjadi berkat yang berlimpah bagi banyak orang..(VHA)
Mari senantiasa mengucapkan syukur kepada Tuhan atas penyertaan dan kasihNya. Tumbuhkan sikap kepedulian dan kemurahan hati agar kita menjadi saluran berkat bagi orang di sekitar kita. Semoga dengan kesetiaan kita berbagi kasihNya, kelak kita layak untuk masuk dan tinggal bersamaNya di dalam kerajaan surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar